Imam Bukhari,
Anak Yatim Anak Hebat
Nama
lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah
bin Bardizbah al Ju’fi al Bukhari atau lebih dikenal Imam Bukhari. Bukhari lahir di Bukhara pada tahun 196 H/810
M dan wafat pada tahun 256 H/ 870 M). Tak lama setelah lahir beliau kehilangan
penglihatannya. Beliau adalah salah satu ahli hadits yang termasyhur diantara
para ahli hadits lainnya. Sebagian menjulukinya Amirul Mukminin fil Hadits
(Pemimpin Kaum Mukmin dalam Ilmu Hadits). Dalam bidang ini hampir semua ulama
merujuk kepadanya.
Ayahnya adalah
seorang ulama bermadzhab Maliki dan merupakan murid dari Imam Malik, seorang
ulama besar dan ahli fiqih. Ayahnya wafat saat Bukhari masih kecil.Bukhari
berguru kepada Syekh ad Dakhili, ulama ahli hadits yang masyhur di Bukhara.
Bukhari telah mempelajari hadits sejak umur 11 tahun yang kemudian dalam usia
16 tahun telah banyak hadits-hadits Nabi yang dihafalkannya. Bukhari pada usia
16 tahun telah berhaji ke Mekkah dan memiliki pengetahuan banyak tentang
politik dan madzhab-madzhab. Di usia itu, beliau juga menulis dan mengumpulkan
naskah Al-Jami’ Ash-Shahih yang isinya adalah 7397 hadits yang
diriwayatkan secara berulang atau 2762 dengan membuang yang berulang dan
terbagi atas 97 kitab atau bab. Al-Jami’us Ash-Shahih telah diberi
komentar oleh Ibnu Hajar dalam bukunya Fathul Bukhari. Pada usia 18 tahun beliau menerbitkan kitab
pertama Kazaya Shahabah wa Tabi’in, hafal kitab-kitab hadits karya
Mubarak dan Waki bin Jarrah bin Malik.
Bukhari
memiliki daya hafal tinggi sebagaimana yang diakui kakaknya, Rasyid bin Ismail.
Sosok beliau kurus, tidak tinggi, tidak pendek, kulit agak kecoklatan, ramah,
dermawan, dan banak menyumbangkan hartana untuk pendidikan.
Untuk
mengumpulkan dan menyeleksi hadits shahih, Bukhari menghabiskan waktu selama 16
tahun untuk mengunjungi berbagai kota guna menemui para perawi hadits,
mengumpulkan dan menyeleksi haditsnya. Diantara kotakota yang pernah
disinggahinya antara lain: Bashrah, Mesir, Hijaz (Mekkah dan Madinah), Kufah,
Baghdad, sampai ke Asia Barat. Di Baghdad, beliau sering bertemu dan berdiskusi
dengan ulama besar Imam Ahmad bin Hanbal. Dari sejumlah kota-kota itu, ia
bertemu dengan 80.000 perawi. Dari merekalah beliau mengumpulkan dan
menghafalkan satu juta hadits.
Namun tidak
semua hadits yang dihafal diriwayatkan, melainkan diseleksi terlebih dahulu,
apakah sanad (riwayat) dari hadits tersebut bersambung dan apakah perai
(periwayat) hadits itu terpecaya dan tsiqqah (kuat). Banyak para ahli hadits
yang berguru kepadanya seperti Syekh Abu Zahrah, Abu Hatim at-Tirmidzi,
Muhammad ibn Nasr, dan Imam Muslim.
Imam Bukhari
juga menyumbangkan karya-karya nya yang monumental. Diantara karya-karya beliau
adalah:
a. Al- Jami’ ash
Shahih yang dikenal dengan Shahih Bukhari
b. Al-Adab al
Mufrad
c. Adh-Dhu’afa
ash-Shaghir
d. At-Tarikh
ash-Shaghir
e. At-Tarikh
al-Ausath
f. At-Tarikh
al-Kabir
g. At-Tafsir
al-Kabir
h. Al-Musnad
al-Kabir
i.
Kazaya Shahabah wa Tabi’in
j.
Kitab al-Ilal
k. Raf’u adain fi
ash-Shalah
l.
Birr al-Walidain
m. Kitab Ad-Du’afa
n. Asami Ash-Shahabah
o. Al-Hibah
p. Khalq Af’al
al-Ibad
q. Al-Kuna
r. Al-Qira’ah al
Khalf al Imam
Diantara
guru-guru beliau dalam memperoleh hadits dan ilmu hadits antara lain: Ali ibn
al- Madani, Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma’in, Muhammad ibn Yusuf al Faryabi,
Maki ibn Ibrahim al Balkhi, Muhammad ibn Yusuf al Bakandi, dan ibn Rahwaih.
Selain itu, ada 289 ahli hadits yang haditsnya dikutip dalam kitab Shahihnya.
Imam Bukhari
meninggal pada tanggal 31 Agustus 870 M (256H) pada malam Idul Fitri dalam usia
62 tahun kurang 13 hari. Ia dimakamkan selepas Shalat Dzhuhur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar