GURUKU TERSAYANG
Guruku
tersayang, guruku tercinta, tanpamu apa jadinya aku….
Syair lagu
tersebut mungkin tak asing ditelinga kita. Apa yang ada dibenak sahabat tentang
sosok seorang guru? Guru adalah insan yang bergelut di dunia pendidikan, rapih,
pintar, mengajarkan kebaikan, dan sifat-sifat mulia lainnya. Guru adalah orang
yang mulia budipekertinya. Mereka selalu berusaha untuk mencerdaskan kehidupan,
dan menghapus segala kebodohan. Mereka adalah manusia sabar yang mau menerima
muridnya dalam keadaan apapun. Mereka yang selalu mendoakan kita agar kelak
kita menjadi insan yang sukses. Mereka memberikan ilmu, tanpa mengharap balasan
dan ucapan terimakasih dari anak didiknya. Mereka merasa bahwa tanggung
jawabnya adalah mengajarkan ilmu kepada anak didiknya serta mendidik anak
didiknya untuk selalu dalam jalan kebenaran. Mereka merasa bahwa tanggung
jawabnya sudah selesai tat kala melihat anak didiknya berhasil lulus apalagi
dengan nilai yang memuaskan. Kebahagiaan mereka lebih bertambah jika melihat
anak didik yang pernah didiknya menjadi manusia sukses.
Pernahkah
sahabat berpikir, guru dengan segala kesibukannya selalu meluangkan waktu untuk
kita, anak didiknya. Saat mereka merasa capek dan lelah dengan aktivitasnya,
mereka ingat bahwa pelajaran yang mereka sampaikan belum selesai. Mereka
berpikir bagaimana bisa menyelesaikan materi dan anak-anak bisa paham dengan
materi yang disampaikan. Mereka juga selalu mencari cara agar saat mereka
mengajar, kita bisa nyaman dan tidak bosan mendengarkan penjelasan. Mereka yang
selalu merasa berat ntuk marah kepada kita, tatkala kita tidak mau patuh dengan
aturan atau tidak mau mendengarkan pelajaran dan lainnya.
Terkadang kita
tidak pernah berpikir sampai kesitu. Yang kita tahu, guru adalah orang paling
cerewet setelah orangtua kita. Guru mengajar seenaknya sendiri, memberi
penjelasan panjang lebar yang terkadang
kita malas untuk mendengarnya, sering member tugas yang membuat kita tak punya
banyak waktu untuk bersenag-senang. Guru juga orang yang membosankan yang
selalu ingin tahu persoalan pribadi kita, sering marah-marah pada kita yang
tidak paham dengan pelajaran yang disampaikan.
Sahabat,
katahuilah bahwa menjadi guru tidaklah semudah dan sepraktis seperti yang kita
bayangkan. Sebelum mereka mentransfer ilmu kepada kita, mereka harus menempuh
pendidikan terlebih dahulu di perguruan tinggi. Sudah barang tentu pasti mereka
mengeluarkan banyak materi agar mereka mendapat gelar sebagai sarjana
pendidikan yang siap terjun ke dunia pendidikan. Ketika mereka sudah terjun kedalam
dunia pendidikan, mereka mendapat honor yang begitu kecil. Tidak sebanding
dengan perjuangan mereka.
Bayangkanlah ,
jika saat itu kita melihat guru kita terbujur kaku dihadapan kita, ditidurkan
diatas dipan panjang dan ditutupi oleh kain putih. Saat itu kita tahu bahwa guru kita telah
tiada. Guru kita telah kembali padaNya. Apakah kita bisa mengingat segala
kesalahan kita padanya?
Kita yang
selama ini tidak patuh pada mereka, tidak memperhatikan pelajaran yang
disampaikan, selalu mencaci mereka, mencibir mereka dibelakang, kita marah jika
mereka menasihati kita, dan bahkan tak sengaja terucap kata-kata kotor yang
ditujukan untuk mereka. Kini mereka
telah tiada. Mereka yang tak lelah mengajar dan mendidik kita, selalu
menasihati kita, yang selama ini selalu mendoakan kita agar dapat mencapai
kesuksesan. Dan kini kesuksesan itu telah kita raih, tapi sang guru……..Kita
belum sempat untuk bersimpuh dilututnya, meminta maaf atas segala kesalahan
yang pernah kita buat, kita belum sempat mengucapkan terimakasih atas jasa-jasa
dan pengorbanannya selama ini. Ya Allah
ampuni kami…..Kini tak ada yang bisa kita lakukan kecuali dengan mendoakan guru
kita agar mereka diberi tempat terbaik disisiNya. Guruku, kaulah Pahlawanku,
semoga Allah selalu memberkahi hidupmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar